
Mancing Laut Murah Makassar
LM
TIPS PEMANCINGAN
Oleh Andi - Mancing Murah
Sebelum Anda keluar untuk memancing pastikan Anda memahami beberapa hal berikut yang mungkin dapat membantu Anda untuk memperoleh hasil optimal. Hal-hal yang disajikan berikut dapat berimplikasi berbeda antara satu spot mancing dengan spot mancing yang lainnya. Utamanya, perbedaan hasil dapat muncul antara spot mancing laut dalam (seratusan meter), laut dangkal (kurang dari 20 meter), laut kedalaman moderat (20 - 40 meteran), dan laut kedalaman sedang (40 - 100 meter), serta mancing laut pinggiran. Perbedaan ini terjadi karena setiap faktor, misalnya arus, dapat memiliki efek yang berbeda, dapat menguntungkan atau tidak menguntungkan, tergantung pada spot dan kedalaman laut serta karakteristik wilayah spot mancing.
Hal - Hal penting berikut ini adalah faktor-faktor utama yang mungkin dapat mempengaruhi hasil pemancingan, antara lain, kecepatan arus dan arah arus. Selain itu, Anda juga mungkin perlu memahami tentang pasang-surut air laut, waktu aktif ikan, dan kejernihan air laut.
TINGKAT KECEPATAN ARUS
Kecepatan arus laut sangat mempengaruhi kenyaman anda memancing. Bilamana kecepatan arus laut sangat tinggi, maka sangat sulit untuk memancing, karena dapat membuat umpan pada kail tidak mencapai dasar laut, tempat dimana ikan-ikan relatif sangat aktif. Dalam kondisi tersebut, ikan pada umumnya terbawa arus dan berupaya untuk menghindari desakan arus menuju perairan dangkal atau perairan yang dekat dengan daratan. Bila kondisi tersebut terjadi, disarankan untuk menggunakan pemberat yang memiliki bobot massa besar. Bilamana hal ini tidak dapat dilakukan, sebaiknya anda berpindah spot /lokasi dan menghindari pertemuan arus ataupun dapat menuju lokasi perairan dangkal.
Saat kecepatan arus tinggi, spot terbaik untuk memancing adalah di pinggiran pulau, di spot dangkal, dan spot moderat. Biasanya, ikan-ikan besar cendrung bermain di spot tersebut dan ikan ukuran tertentu sering terbawa menuju area pinggiran pulau atau karang akibat dari arus ataupun karena sedang mengejar ikan-ikan kecil yang terbawa arus. Ini telah dibuktikan oleh sebagian besar nelayan Rawe. Mereka saat-saat kondisi seperti itu, arus luat sangat kencang, bila umpan dapat bertahan, nyantol di mata pancing, dan dapat turun mendekati dasaran, pada ke dalaman tertentu, umumnya kurang dari 25 meter hingga 5 meter, ikan predator dapat menyambar dengan cepat. Kejutan lainnya, ikan-ikan predator besar yang biasanya sulit di dapat ataupun jarang memakan umpan cendrung dapat dipancing. Ini mungkin karena saat arus deras, uman akan kelihatan sangat hidup sehingga merangsa ikan besar untuk menyambarnya. Atau, ini mungkin karena pergerakan ikan besar akan lebih tinggi akibat dari desakan arus, sehingga ikan predator besar sangat mungkin melalui tempat umpan.
Sebaliknya, dalam kondisi arus deras akan sangat sulit untuk memancing di perairan laut dalam, khususnya mancing dasaran dan juga jigging. Ini akibat dari sangat sulitnya untuk mencapai lokasi-lokasi ikan yang berada di bagian dasaran ataupun bagian tengah. Arus deras pada perairan laut dalam memiliki implikasi yang besar dibandingkan dengan arus deras di wilayah spot perairan yang lebih dangkal. Dalam kondisi yang demikian, mancing dengan popper ataupun dengan trowling relatif lebih menjanjikan. Alasanya adalah ikan predator besar sering muncul ke permukaan untuk mengejar ikan-ikan yang lebih kecil.
Kondisi arus yang baik untuk memancing adalah kondisi arus sedang. Kondisi arus sedang sangat baik untuk memancing pada wilayah dangkal, wilayah perairan moderate, dan wilayah perairan sedang. Namun, kondisi ini masih relatif sulit dilakukan untuk perairan laut dalam. Laut dalam cukup baik dilakukan bila koefisien kecepatan arus rendah.
Untuk mengetahui kemungkinan saat terjadinya arus deras seperti ini, dapat diperkirakan berdasarkan pasang surut air laut. Kondisi arus laut cendrung tinggi pada saat pasang air laut (lihat solunar).
ARAH ARUS
Selain dari kecepatan arus, arah arus laut juga dapat mempengaruhi hasil tangkapan. Menurut pengalaman beberapa nelayan, arus yang menuju barat (yang menuju perairan luar) dengan ciri pada musim barat (penghujan) yang menunjukkan air laut keruh akibat dari sampah ataupun material yang terbawa oleh aliran sungai, kurang baik untuk memancing, utamanya di wilayah perairan dangkal. Hal ini karena ikan di wilayah perairan pinggiran cendrung bergerak menuju perairan luar. Sebaliknya, bilamana arus laut menuju daratan (perairan bagian dalam) atau mengarah ketimur (daratan), ikan relatif aktif dan jumlah ikan yang menuju wilayah perairan pinggiran relatif lebih banyak. Kondisi arus ini tidak berlaku bila Anda memancing di wilayah perairan laut dalam, seperti Pulau Kapoposan, Langkae, dll. Analisa arah arus ini tidak hanya isapan jempol belaka karena beberapa bahasan tentang pergerakan ikan telah banyak diteliti. Arah arus yang keluar menuju perairan laut dalam akan membuat plakton-plakton terbawa oleh arus. Dengan terbawanya plakton tersebut, akan diikuti pergerakan ikan jenis Sarden dan lainnya karena plakton merupakan sumber makan utama ikan tersebut. Hal ini juga berdampak pada ikan-ikan besar lainnya yang cendrung mengikuti pergerakan ikan Sarden dll karena merupakan sumber makan bagi ikan predator tersebut.
PASANG SURUT-AIR LAUT
Selain arus, kondisi pasang surut-air laut juga mempengaruhi hasil perolehan. Dalam kondisi air laut pasang, ikan cendrung lebih aktif, dan sebaliknya dalam kondisi air laut surut ikan cendrung kurang aktif. Meskipun demikian, terdapat sejumlah lokasi-lokasi mancing yang sangat sesuai bila kondisi arus pasang ataupun kondisi arus surut.
Saat kondisi surut umumnya cukup baik untuk memancing di daerah muara sungai, tempat dimana ikan relatif aktif, seperti ikan Baramundi atau Kakap Putih. Dalam kondisi air laut sangat surut, seringkali arus di laut sangat lemah, utamanya saat-saat puncak surut. Inilah saatnya ikan-ikan area pinggiran pantai mencari mangsa karena ikan-ikan kecil akan terbawa arus dari sungai menuju perairan akibat dari desakan arus menuju ke luar perairan.
Sebaliknya, dalam kondisi arus pasang, ikan-ikan dari perairan laut luar cendrung untuk masuk ke perairan dangkal. Mereka akan terbawa oleh arah arus ataupun mereka akan mengikuti pergerakan plakton dan sari-sari makanan yang terangkat dari dasaran laut akibat arus pasang. Dalam kondisi tersebut, umumnya arah arus akan mengarah ke perairan dalam, atau ke daratan utama.
Kondisi terbaik untuk memancing, utamanya perairan dangkal, perairan dengan kedalaman moderate, dan kedalaman sedang, serta pinggiran adalah saat kondisi awal pasang. Saat kondisi tersebut, pada umumnya ikan dari perairan luar / perairan laut dalam akan aktif bergerak, baik karena terbawa arus ataupun karena mengikuti pergerakan suplai makanan (plakton, ikan-ikan kecil dan sebagainya). Umumnya, kondisi ini akan baik selama kurang lebih 1 sampai 1,5 jam saja. Setelah itu, ikan relatif tidak terlalu aktif.
WAKTU AKTIF IKAN
Banyak pemancing bertanya, kapan saat yang tepat untuk pergi memancing dan saat kondisi bagaimana ikan relatif aktif. Untuk menjawab pertanya tersebut tidaklah mudah. Namun dari berbagai pengalaman nelayan dan informasi dari berbagai sumber, ikan relatif aktif dalam beberapa kondisi, yakni saat matahari terbit dan tenggalam serta bulan terbit dan tenggalam. Beberapa pendapat juga menambahkan bahwa ikan relatif aktif saat posisi bulan berada di atas kepala atau di bawah kaki (lihat solunar). Dari pengalaman kami, kondisi tersebut cendrung berlaku untuk wilayah pemancingan dengan jarak kurang lebih 1 mil dari pinggir daratan atau pada wilayah perairan dangkal di bawah 40 meter dengan struktur karang halus (GARASA) dan pasir. Dari pengalaman kami, hal ini tidak berlaku untuk mancing ikan karang dan mancing di wilayah perairan laut dalam.
KEJERNIHAN AIR
Beberapa nelayan percaya bahwa bilamana air laut jernih, ikan cendrung kurang berselera untuk menyantap umpan. Kondisi seperi ini sebagian nelayan menyebutnya "Cinnongi Je'neka". Mereka mengasumsikan bahwa tali senar akan terlihat jelas oleh ikan serta mata kail akan mudah terdeteksi oleh ikan. Ibaratnya, ikan tahu mereka sedang dinanti untuk ditangkap. Pendapat ini tidaklah keliru, ikan memiliki sifat reaktif terhadap suara dan cahaya, utamanya ikan-ikan besar, Bilamana pantulan cahaya yang ditangkap ikan jelas, maka tentu saja akan insting ikan akan mudah aktif untuk memberi signal bahaya. Hal ini juga sangat mungkin terhadap suara. Ada suara-suara tertentu yang dimana dapat memikat untuk mendekat,karena insting ikan akan mengatakan itu bukan bahaya. Misalnya, suara listrik bertegangan khusus seolah-olah terdapat ikan hidup yang lagi terluka. Akibat geteran listrik yang dihasilkan ini, memancing ikan predator untuk mencari sumber suara. Namun, jika suara tersebut berbeda, hasilnya akan juga sangat juga berbeda.
KONDISI SUHU AIR LAUT
Selain keempat faktor diatas, beberapa orang juga menyakini ikan-ikan cendrung mencari makan dan relatif memiliki keaktifan yang tinggi sepanjang waktu jika kondisi suhu air laut cukup panas. Dalam kondisi tersebut, diyakini ikan akan cendrung rakus dan cepat lapar sehingga sangat berselera untuk memangsa umpan yang diberikan. Masalah utama adalah menentukan kondisi tingkat suhu air laut. Dalam kondisi musim hujan, diyakini terjadi fluktuasi kondisi suhu air laut. Bilamana curah hujan tinggi dan lama, ada kencendrungan suhu air laut rendah dan ikan juga cendrung tidak terlalu rakus. KOndisi penurunan suhu air laut ini terlebih terjadi jika hujan turun pada sore dan malam hari. Saat malam hari kondisi suhu air laut cendrung rendah, dan akan lebih rendah lagi, jika terjadi hujan. Dalam kondisi demikian, biasanya untuk spot dangkal, moderate, dan sedang serta pinggiran sering hanya terdapat ikan-ikan tertentu saja, seperti ikan kerung-kerung, ikan gerombolan lainnya.
7 TIPS MEMANCING di SELAT MAKASSAR
Jika anda keluar memancing dan menjumapi :
1. Arus deras, anda dapat menunggu arus terus hingga reda. Atau dapat berpindah spot di pinggiran pulau.
2. Saat arah arus menuju Barat atau menuju perairan dalam, carilah spot-spot tempat terjadinya pergerakan utama arus. Spot tersebut haruslah memiliki ciri tusuk sate (mengenai sasaran taka atau pulau yang perairan agak lebih rendah atau dangkal). Ini karena ikan kecil dan sari pati dasaran laut akan terangkat dan mengikuti arah arus. Ini sangat mungkin diikuti oleh ikan predator besar.
3. Dalam memancing, tidak selamanya ikan akan selalu memiliki selera makan tinggi. Jika anda telah menemukan spot handal, namun perolehan pancingan belum banyak, tunggulah sampai waktu-waktu aktif ikan. Bilamana masih kurang baik, carilah spot yang lain. Ini berarti bahwa spot yang ada tempat hanya potensil pada saat-saat tertentu. Misalnya, musim kemarau, saat naik bulan, saat turun bulan dan sebagainya. Kondisi ini terjadi karena saat-saat tersebut sejumlah ikan akan menuju ke spot tersebut.
4. Kejernihan air. Air cendrung cinnong saat arus agak rendah. Pindahlah ke spot lain karena perbuhan tingkat kejernihan air laut membutuhkan waktu yang agak lama. Carilah spot tempat dimana pergerakan jalur utama arus terjadi.
5. Tali senar. Usahakan gunakan tali senar yang lebih kecil agar tidak nampak oleh ikan. Banyak papekang berpendapat bahwa tasi besar tidak akan putus tersambar ikan. Tetapi, tasi besar cendrung tidak tersambar ikan. Meskipun tasi kecil sering putus, namun sensasi tarikan ikan dapat sering dirasakan. Itulah makanya teknik dalam mengendalikan ikan yang tertancap di pancing perlu di pelajari.
7. Jangan gunakan mata pancing besar bila ingin memancing. Biarkan beberapa saat, saat ikan menarik, sehingga mata pancing akan tertelan baik oleh ikan.